Optimasi, Pasar, dan Model Ekonomi


Prinsip optimasi
Optimasi pada dasarnya menyangkut dua hal, yaitu: memaksimalkan segala sesuatu yang sifatnya menguntungkan. Kedua terkait dengan upaya untuk meminimalisasi sesuatu yang akan merugikan. Dalam prinsip ekonomi, untung dan rugi adalah dua hal yang pasti akan dihadapi oleh seseorang. Meskipun semua berlomba untuk mengejar keuntungan (profit), namun, ibarat takdir, rugi akan selalu menjadi sisi gelap upaya pencarian profit tersebut. Akhirnya, semua orang akan berupaya agar sebisa mungkin meminimalisir kerugian.
Selanjutnya, optimasi menjadi cara untuk memberikan solusi atas masalah-masalah tersebut. Optimasi menjadi alternatif agar pelaku ekonomi mampu mengetahui kapan dan bagaimana dia akan mendapatkan keuntungan yang maksimum dan kapan mengalami hal yang sebaliknya. Sehingga optimasi juga berupaya untuk meminimumkan kerugian yang kemungkinan diderita oleh para pelaku ekonomi.
Sebagai contoh, seorang tukang baso harus menghitung kapan dia akan mencapai performance profit terbaiknya. Apakah disaat volume penjualannya terus ditambah, atau pada volume penjualan di jumlah tertentu. Karena bisa saja ternyata ketika volume penjualan ditambah keuntungan malah tidak maksimal, lantaran jumlah pelanggan tidak sebanding dengan jumlah baso yang dijual, akhirnya ada sisa baso yang tidak terjual. Bila baso yang tidak terjual semakin banyak jumlahnya, otomatis ini akan mengurangi keuntungan tukang baso tersebut. Bahkan pada titik tertentu, pedagang bisa mengalami kerugian.

Pemerintah perlu melakukan intervensi pasar
Perbedaan mendasar antara manusia dengan binatang adalah kemampuan berpikir dan bernalar.Secara alamiah manusia hidup membutuhkan bantuan orang lain. Manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Karena itulah, Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politicon. Namun manusia juga memiliki rasa, hasrat, atau dalam konotasi negatif nafsu. Nafsu yang apabila kita kaitkan dengan ekonomi, maka hasilnya adalah keserakahan. Sebagaimana ekonomi dirumuskan: pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya. Dalam bhasa Thomas Hobbes, keserakahan ini mencirikan manusia sebagai homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya). Karena manusia memiliki dua dimensi sifat (baik dan buruk) maka sesuatu yang menyangkut ekonomi (persaingan) membuat manusia saling serang demi pencapaian keuntungan maksimal (profit).
Sehingga, intervensi pemerintah sebagai pemegang mandat dari warga negaranya diperlukan. Agar homo homini lupus bisa dibendung, sehingga homo homini socius (manusia adalah kawan bagi manusia lainnya) bisa terwujud. Intervensi juga dilakukan dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama yakni kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan undang-undang.
Bila intervensi tidak dilakukan, yang berarti membiarkan pasar bergerak bebas, maka dapat dipastikan, tak hanya saling serang antar pelaku ekonomi. Namun kesejahteraan juga tidak akan terdistribusi dengan baik. Menurut Robert Isaak (2004), kondisi ini merupakan keadaan di mana si kaya akan menjadi sangat kaya dan si miskin akan semakin jauh tertinggal di belakang.
Bentuk intervensi antara lain bisa dilakukan dengan membuat regulasi, misal aturan menyangkut tarif harga antara jenis usaha yang sama. Sehingga perang tarif yang akan merugikan pengusaha kecil bisa dihindari.  Intervensi juga bisa dilakukan terkait dengan bidang usaha apa yang boleh diselenggarakan swasta dan mana yang tidak. Intervensi pada dasarnya upaya membendung free market yang notabenenya seperti hutan rimba yang menganut prinsip survival of the fittest.

Perlunya model dalam membahas masalah ekonomi
Model digunakan untuk melihat hubungan antar variabel ekonomi yang saling terkait. Setidaknya model ekonomi dikategorikan ke dalam bentuk statis (dependent variable, independent variable) dan dinamis (dependent dan independent sekaligus). Model ini dapat digunakan dalam rangka pertimbangan saat mengambil kebijakan-kebijakan oleh para pelaku ekonomi. Karena dalam menjalankan model ini, kita dapat memetakan masalah dan mencari keterkaitan atau hubungan sebab akibat yang selanjutnya berujung pada feedback yang kita dapat.
Feedback  selanjutnya membantu kita dalam mengambil kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan. Misal, skill pegawai akan mempengaruhi kualitas kerja yang akan berimbas pada kualitas barang/ jasa hasil produksi. Selanjutnya, antara penawaran jasa prostitusi dan permintaan terhadap jasa tersebut. Keduanya bisa saling terkait, baik ketika jumlah prostitusi meningkat maupun saat jumlah permintaan menurun. Akhirnya, baik pekerja seks dan lelaki hidung belang akan melihat fenomena ini cari kaca matanya masing-masing. Karena kedua hal ini saling mempengaruhi, tidak ada satu sudut pandang yang dominan.

Comments

Popular posts from this blog

Refleksi Kaum Muda

Hakikat, Tugas, dan Tangggung Jawab Manajerial

Gerak Lambat Pendidikan